Socrates, Aristoteles, Plato


Disebut filosof klasik karena filsafat yang dibangunnya mampu menguasai system pengetahuan alam pikiran barat sampai kira-kira lebih kurang 200 tahun. Para filosof muncul berusaha untuk membangkitkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan yang waktu itu mengalami pendangkalan dan melemahnya tanggung jawab masyarakat karena pengaruh negative dari filosof aliran sofisme.


  1. A.    SOCRATES (469-399 SM)
Socrates lahir di Athena pada tahun 470 SM dan meninggal pada tahun 399 SM. Cara menyampaikan pemikirannya pada para pemuda menggunakan metode tanya jawab. Sebab itu dia memperoleh simpati dari para pemuda dinegrinya. Namun ia pun juga kurang disenangi oleh banyak orang dengan menuduh ia dengan banyak merusak moral para pemuda negrinya. Selain itu ia juga dituduh menolak dewa-dewa atau tuhan-tuhan yang diakui negrinya.
Adapun falsafah pemikiran Socrates diantaranya ia mengatakan adanya kebenaran objektif, dalam membenarkan yang objektif ia menggunakan metode tertentu yang dikenal dengan metode “Dialektika” yang berarti bercakap-cakap atau berdialog. Tujuan dari metode itu adalah mengajarkan setiap orang untuk mencari kebenaran. Sikapnya itu merupakan reaksi terhadap ajaran Sofisme yang meraja lela pada waktu itu.
Dari metode Dialekmatikanya dia menemukan dua metode yang lain yakni induksi dan defenisi. Ia menggunakan metode induksi manakala pemikiran bertolak dari pengetahuan yang khusus lalu menyimpulkan dengan pengertian yang umum. Pengertian yang umum diambil dari sifat-sifat yang sama, dari masing-masing kasus khusus dan cirri-ciri khusus yang tidak setuju besama disisihkan. Cirri umum tersebut, dinamakan ciri Esensi, dan cirri khusus dinamakan ciri Eksistensi. Suatu defenisi dibuat dengan menyebutkan semua cirri Esensi suatu objek dengan menyisihkan semua ciri Eksitensinya.
Yang paling penting Socrates, tidak pernah menulis filosofisnya. Jika dilihat benar-benar malahan ia tidak mengajarkan filosofisnya. Bagi dia filosofisnya bukain isi, bukan hasil, bukan ajaran yang berdasarkan dogma, melainkan fungsi yang hidup. Filosofisnya mencari kebenaran, oleh karena itu ia mencari kebenaran, ia tidak mengajarkan ia bukan ahli pengetahuan. Tapi ia seorang pemikir.
–          Karakteristik Socrates
Dengan cara Socrates membangun dalam jiwa lawannya bersoal jawab kenyakinan, bahwa kebenaran itu tidak diperoleh begitu saja, melankan dicari dengan sebuah keyakinan dan perjuangan. Dengan cara mencari kebenaran seperti itu terlaksana juga tujuan yang lain, yaitu membentuk karakter.
Yang menarik dari karakteristik Socrates itu adalah kemampuannya membahas ide-ide dan keyakinan dengan segala lapisan masyarakat dengan segala macam profesi.
Socrates memiliki pandangan pribadi tentang Tuhan yang mengajak kita untuk berfikir bahwa ia adalah seorang penerima Ro’yo dan wahyu. Apalagi bila dikaitkan dengan dampak yang terasa seketika dengan masyarakat Athena.
Ia berhasil mempertahan kan keyakinan pada wujud maha kuasa pencipta alam semesta terhadap pandangan Poytheisme disekitarnya dengan menggunakan akidah-akidah hukum alam. Ia menolak Pluralitas yang berkembang dalam Agama bangsa yunani yang tercantum dalam Mitologi mereka.
–          Etik Socrates
Menurut Socrates, manusia pada dasarnya baik, yang mempunyai tujuan hidup. Dari pandangan etik yang rasional Socrates sampai pada sikap hidup yang penuh dengan rasa keagamaan. Menurut keyakinannya “menderita kezaliman lebih baik dari pada berbuat zalim”.


  1. B.     PLATO (427-347 SM)
Plato lahir di Athena tahun 427 SM dan hidup sezaman dengan Socrates ia adalh seorang murid dan teman Socrates. Sebagaimana Socrates ia menggunakan metode dialog untuk mengantarkan filsafatnya. Namun kebenaran umum (defenisi) menurutnya bukan dibuat dengan cara dialog yang induktif sebagaimana cara yang digunakan Socrates. Pengertian umum (defenisi) menurut Plato sudah tersedia  disana di alam idea.
Menurut pemikiran falsafahnya, dunia lahir adalah dunia pengalaman yang selalu berubah-ubah warna-warni. Semua itu adalah bayangan dari dunia idea. Sebagai bayangan, hakikiatnya adalah tiruan dari yang asli yatu idea.
Keadaan idea sendiri bertingkat-tingkat idea yang tertinggi adalah idea kebaikan, di bawahnya idea jiwa dunia. Berikutnya idea keindahan yang menimbulkan seni, ilmu, pendidikan dan politik.
Dengan demikian jelaslah bahwa kebenaran umum itu memang sudah ada, bukan dibuat melainkan sudah ada didalam idea.
Sebagai konsep dari pandangannya tentang dunia idea. Dalam masalah etika ia berpendapat bahwa orang yang berpengetahuan dengan penertian yang bermacam-macam sampai pengertian tentang ideanya dengan sendirinya akan berbuat baik.
Hal yang penting juga untuk diketahui dari fisafat Plato adalah pemikiran dia tentang Negara. Menurutnya dalam tiap-tiap Negara segala golongan dan segala orang-orang adalah alat semata-mata untuk kesejahteraan semuanya.
Menurutnya penduduk Negara dapat dibagi tiga golongan, yaitu golongan teratas, golongan menengah, golongan terbawah.
–          Tentang idea
Dalam ajaran filosofi Plato bertaut segala filosofi Grik yang bertentangkan sebelumnya.  Intisari dari pada filosofi Plato ialah pendapatna tentang idea. Itu adalah suatu ajaran yang sangat sulit memahamikannya. Salah satu sebab ialah bahwa pahamnya tentang idea selalu berkembang.
–          Etik Plato
Seperti juga dalam pandangan Socrates, etik plato bersifat intelektual atau rasional. Dasar ajarannya ialah mencapai budi baik. Tujuan hidupnya ialah mencapai kesenangan hidup, yang dimagsud kesenangan hidup itu bukanlah memuaskan hawa nafsu, tapi diperoleh dengan ilmu pengetahuan. Menurut Plato, ada dua macam budi, yaitu :
  1. Budi filosofi yang timbul dari pengetahuan dengan pengertian.
  2. Budi biasa yang terbawa dari kebiasaan orang banyak.
Sikap hidup yang dipakai tidak terbit dari keyakinan, melainkan disesuaikan kepada moral orang banyak dalam kehidupan sehari-hari.

  1. C.    ARISTOTELES (384-322 SM)
Aristoteles lahir di Stageira pada semenanjung kalkidike di Trasia (Balkan) pada tahun 384 SM dan meninggal di kalkus pada tahun 322 SM.
Di dalam dunia fisafat, Aristoteles dikenal dengan sebagai bapak logika. Logikanya disebut tradisional karena nantinya berkembang apa yang disebut logika modern. Logika Aristoteles itu sering juga disebut logika formal.
Aristoteles dalam Metaphysios menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebenaran, salah satu dari teori metafisika Aristoteles yang penting ialah pendapatnya yang menyatakan bahwa Matter dan Form itu bersatu. Matter member substansi sesuatu. Form memberikan pembungkusannya.
Namun ada substansial yang murni Form, tanpa potentiality, jadi tanpa Metter yakni tuhan. Aristoteles percaya bahwa adanya tuhan, bukti adanya tuhan menurutnya adalah  tuhan sebagai penyebab gerak dan tuhan menurutnya berhubungan dengan dirinya sendiri.
–          Etik Aristoteles
Etik Aristoteles sebenarnya sama Socrates dan Plato. Tujuannya mencapai eudaemonie, kebahagiaan bagaikan “ barang tertinggi dalam kehidupan. Tujuan hidup katanya tidaklah mencapai kebaikan untuk kebaikan, melainkan merasai kebahagiaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masyarakat Madani

PERAN PUBLIC RELATION MENERAPKAN MANAJEMEN KRISIS DALAM MEMULIHKAN CITRA PT GARUDA INDONESIA